Peran Orang Muda dalam Merawat dan Menjaga Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Peran Orang Muda
dalam Merawat dan Menjaga Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia
[Jakarta]
Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017, Forum Temu
Kebangsaan 2017 mengadakan Seminar dan Buka Puasa Bersama di Grha
Oikumene PGI, yang bertema "Peran Orang Muda dalam Merawat dan
Menjaga Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia".
Kegiatan ini bertujuan; Menyadarkan kembali orang muda akan peran pentingnya
dalam menjaga dan merawat Pancasila, serta Mengenal dan mewaspadai segala hal
yang dapat mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara kesatuan
Republik Indonesia.
Kegiatan
dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan kata sambutan oleh Ketua
Pelaksana Seminar yaitu Doddy Abdallah. “Di tengah-tengah maraknya sebahagian
orang atau oknum yang ingin mengganggu Pancasila, disinilah kita sebagai orang
muda harus melakukan aksi nyata dalam menjaga dan merawat Pancasila, karena
Pancasila tidak boleh diganggu gugat”, kata Doddy.
Begitu
juga sambutan dari Tuan Rumah Kepala Biro Pemuda dan Remaja PGI Abdiel
Fortunatus yang juga menyatakan bahwa dengan nilai-nilai Pancasila mari kita wujudkan cita-cita
bangsa yang menjadi impian kita bersama yaitu menjadikan Indonesia sebagai
negara yang adil, damai, makmur, dan sejahtera. Kegiatan hari ini adalah potret
sesungguhnya wajah Indonesia, di mana silaturahmi yang didasari oleh
persaudaraan terjadi dengan sangat cair tanpa memandang latar belakang agama,
kepercayaan, suku, ras dan golongan.
Selanjutnya
diskusi ini dipimpin oleh moderator Muhammad Syafri Al Hayat dengan narasumber
yaitu ; Prof. Franz Magnis Suseno (Akademisi), Alamsyah M. Djajar (Peneliti
Wahid Institute), Arnel dan Dandi Ukulele (Seniman). Situasi Indonesia saat ini
yang sedang diguncang oleh sebahagian orang atau oknum yang ingin mengubah
ideologi bangsa Indonesia sangat meresahkan kita, ditambah lagi maraknya
pengadu domba antar agama yang memicu konflik agama.
“Pancasila
yang dibuat oleh Bapak-Bapak Pendiri Bangsa kita sangat merujuk pada keadaan
Indonesia yang beragam, dan agama di Indonesia harus saling menerima dan tidak
boleh ada kekerasan atas nama agama, karena agama tidak untuk menakuti tapi
agama adalah rahmat, dan tidak ada yang boleh merasa takut dalam memeluk agama
dan kepercayaan di Indonesia”, kata Prof. Franz Magnis Suseno.
“Seharusnya
agama bersifat membimbing kita dalam melakukan kebaikan, tantangan yang terjadi
Indonesia adalah adanya sebahagian orang atau oknum yang mendiskriminasi agama
lain atas nama agama dan hal itu sangat menakutkan, itulah perlunya pendalaman
agama yang benar, dan inilah tugas kita bersama untuk meminimalisasikan
sebahagian orang atau oknum tersebut dengan cara tidak memberi ruang bagi
mereka untuk melakukan diskriminasi”, kata
Alamsyah M. Djajar.
Setiap
orang memiliki peran yang berbeda-beda dalam menjaga Pancasila, seperti Arnel
dan Dandi, mereka mengenalkan nilai-nilai kebaikan lewat musik dan dongeng. “Kami
mengajak penonton kami dalam melihat atau mengambil nilai kebaikan dari dongeng
dan musik yang kami sampaikan, kami berharap bahwa penonton kami yang pada
umumnya anak anak, mengerti bahwa kita harus melakukan nilai-nilai kebaikan itu
dalam kehidupan nyata” kata Dandi Ukulele.
“Pancasila
menjadi pandangan bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan pertahankan, nilai-nilai
kebaikan yang terkandung didalamnya sangat luar biasa membimbing kita sebagai
anak bangsa yang harus berjuang untuk Indonesia lebih baik, itu juga yang kami
bagikan kepada penonton kami, semangat Pancasila”, kata Arnel.
Diskusi
ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada Prof. Franz Magnis Suseno, Alamsyah
M. Djajar, Arnel dan Dandi Ukulele serta doa bersama oleh Marsianus Wawo,
Koordinator Tim Orang Muda & Anti Korupsi yang dilanjutkan dengan buka
puasa bersama. Peserta kegiatan Seminar hari ini, tidak hanya dihadiri oleh
orang muda namun juga orang tua berjiwa muda dengan latar belakang agama, suku,
ras, golongan yang berbeda-beda. Pertemuan-pertemuan, pengalaman serta diskusi
seperti inilah yang membuat kita merasakan keberagaman dan menimbulkan sikap
toleransi diantara kita.
Kegiatan
Seminar memperingati Hari Lahirnya Pancasila ini, kiranya dapat menyadarkan
kita tentang peran kita sebagai warga Negara Indonesia dalam berbangsa dan
bernegara. Keberagaman inilah yang menjadikan kita kuat dalam menjaga dan
merawat Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Ideologi agama boleh
berbeda-beda namun ideologi bersama hanya satu, Pancasila. (gomek).
#SeminarHariPancasila #TemuKebangsaan2017 #OrangMuda
IG : @orangmudaa
FB : Temu Kebangsaan Orang Muda
Ditulis Oleh Intan Kagome Siagian
Komentar
Posting Komentar